Jumat, 27 Juni 2008

Akhirnya..


Akhirnyaaa... hari ini tercapai juga keinginan gw buat nonton Kungfu Panda..

Gw sudah penasaran ama film ini sejak beberapa bulan yang lalu (kira-kira 3 bulan lalu) ketika di Mall CL terpajang muka panda yang lucu itu. Tulisannya sih "Coming Soon", tapi nongolnya lama bener..

Setelah akhirnya film ini diluncurkan (16 juni kalau gak salah), gw langsung bikin rencana nonton di hari senen, karena hari cuma hari senen gw punya waktu luang. Dengan semangat 45 gw pergi ke TA sama cowo gw buat nonton. Waktu gw sampai ke XXI TA, gw langsung lemes.. karena.. antriannya puanjanggg banget.. Dan ternyata tiket yang masih ada cuma yang jam sore atau malam.. Gimana gak lemes kalau gw mesti nunggu dari jam 12 ampe sore or malam di TA yang begitu ramai hari itu.. Akhirnya setelah berdiskusi ama cowo gw, diputuskan bahwa kita gak jadi nonton hari itu.

Akhirnya baru hari ini, ditengah jeda ujian akhir gw, gw nekat buat pergi nonton Kungfu Panda di Karawaci. Untungnya gak ada acara ramai, antrian panjang, ataupun kehabisan tiket..

Menurut gw, film ini bagus banget. Bener-bener film yang bagus buat anak-anak, remaja, dewasa dan lansia. Mengapa? Pertama, karena film ini lucu banget. Muka polos dan tingkah laku Panda yang bernama Po itu lucu banget. Bentuk badannya aja dah lucu, gendut dan tembem. Film ini bisa bikin kita tertawa dan merasa rileks. Kedua, di film ini banyak nilai-nilai moralnya. Gak hanya untuk anak-anak, tetapi untuk semua umur.

Gw gak akan menulis tentang ringkasan ceritanya. Tapi yang pengen gw tulis adalah nilai-nilai yang gw petik dari film itu. Pertama, mie buatan papanya Po itu keliatannya enak banget deh, gw langsung ngiler. hehe.. ok, serius nie ya.. Pertama, di film itu diceritakan Po yang benar-benar berusaha untuk mencapai apa yang dia inginkan. Po tidak pernah menyerah saat mengalami hantaman yang menyakitkan dari Furious Five dan Shifu yang ingin menyingkirkannya. Po bilang, hantaman dan rasa sakit yang dialaminya di tempat persilatan itu gak sebanding dengan rasa sakit yang dialaminya ketika dia tidak menjadi dirinya yaitu ketika dia tetap menjadi tukang mie. Saat dia belajar kungfu, dia merasa eksist, tercapai self-actualizationnya. Tetapi waktu jadi tukang mie, dia merasa menderita. Kedua, orang tua tidak bisa memaksakan kehendaknya sendiri kepada anak-anaknya. Orang tua tidak bisa memaksa anak untuk menjalani apa yang ia sukai, karena anak punya jalannya sendiri, keinginannya sendiri. Jangan sampai orang tua memaksakan obsesinya kepada anak. Ya misalnya kalau orang tua berhasil jadi tukang mie maka anaknya harus jadi tukang mie. Atau kalau orang tua dulunya gak berhasil jadi pesilat terkenal, jangan paksa anaknya untuk mencapai impiannya jadi pesilat. Anak juga manusia.. punya rasa punya hati.. hehe.. Jangan sampai anak jadi tidak sehat mentalnya karena orang tua. Ketiga, Jangan sombong. Jangan pernah menganggap remeh orang lain. Karena setiap orang punya kelebihan dan kekurangannya. Keempat, Jangan minder dengan dirimu sendiri. Karena setiap orang punya plus dan minus. Po, yang punya badan besar, perut gendut dan suka makan ini bisa pakai kelebihan dan kekurangannya itu untuk belajar silat dan mengalahkan lawannya. Jadi kalau gendut ataupun kurus ya PD aja.. Bangga aja menjadi dirimu sendiri. Kelima, setiap orang adalah unik, dan punya gaya belajar yang unik. Po belajar kungfu dengan cara alias metode belajar yang berbeda dari saudara-saudara seperguruannya. Po belajar kungfu dengan menjadikan makanan sebagai reward, pokoknya dia harus berjuang mengambil makanan dari gurunya dengan kungfu. Sedangkan saudara-saudara seperguruannya yang lain belajar kungfu dengan alat-alat latihan yang berat. Keenam, seperti apa yang dikatakan Oogway, sepuh di Valley of Peace.. Masa lalu adalah.. (lupa bo..), masa depan adalah misteri, dan masa sekarang adalah anugrah. Karena itu masa sekarang dikatakan hadiah (present). Jadi hari ini adalah anugrah buat setiap kita, jangan disia-siakan.. Ketujuh, orang tua harus menyatakan kasih sayang ama anaknya. Ya, gak cuma ortu sih, tapi setiap kita harus belajar mengungkapkan kasih sayang kepada orang lain. Katakan "I love you" atau juga "Papa bangga sama kamu".. Kata sederhana itu bisa aja hal yang sangat dinanti anakmu atau saudaramu. Jangan cuma menuntut, tetapi belajar untuk menghargai. Siapa tau anakmu atau saudaramu sangat tertekan karena mereka selalu berusaha untuk memenuhi tuntutan kamu, berusaha untuk bikin kamu senang dan bangga ama mereka.

Ok, gw kira itu aja nilai-nilai yang pengen gw share ama kalian dari film Kungfu Panda. Mungkin pembuat film ini gak bermaksud memasukkan nilai-nilai tadi, cuma menurut pandangan gw begitu. Kalau kalian belum nonton, maka disarankan untuk nonton. Kalau sudah nonton.. mungkin kalian mau share nilai-nilai lain atau pendapat kalian tentang film ini ke gw.. jangan ragu-ragu ya..



NB: Buat cowo gw tersayang, thanks dah ngajak pacarmu ini buat nonton Kungfu Panda. Kamu selalu tau apa yang kusuka (gw paling suka nonton film kartun).. hehe..

5 komentar:

andromeda mengatakan...

hai hai , blog lo bagus mbak !

tukeran link dong.. hhe

http://androgoblog.blogspot.com

oLiPh mengatakan...

hi...
nice review you've got there!!
hebat!!
tuh kan kamu juga bisa nulis, udah banyak sisi psikologisnya juga lho :D
kalo aq suka bagian pas papa nya si po ngebongkar soal secret recipe...
no need sumthing special as long as you believe it's special.
keep on writing galz!!

Here I am... -ERVI- mengatakan...

Oh iya..
Saya baru ingat bagian itu. Itu justru klimaksnya ya Liph.. Iya.. aq suka banget pesan di bagian itu. Resep rahasia itu adalah kita sendiri. Selama kita yakin kita spesial maka hasilnya adalah luarrr biasa.. haha..

Mike.... mengatakan...

dowh..lom nonton kungfu panda..kapan diputer d jogja yak..

May mengatakan...

Huhuhu...blom nonton nih...bikin ngiler aja...Hixxx....
Nice review...make me wanna watch the pilm..Hihi